Kamis, 13 April 2017

Gayo "Negeriku Terhimpit Pilu"

Negeriku masuk stasiun televisi nasional. Berkali-kali di siarkan tentang Gayo. Pusat perhatian jurnalis nasional dan lokal sudah terarah pada daerah yang "sebenarnya" kaya ini.
Kritikan demi kritikan sudah mengarah pada pembangunan daerah tersebut. Pemuda yang sehat sudah mulai membuka mata, sudah mulai bersuara, sudah mulai mengikuti perkembangan dunia global. Karena mereka menyadari bahwa kehidupan saat ini bukan lagi kehidupan di era 60an.
Pembangunan daerah itu, tidak mungkin berjalan hanya dengan berdoa. Harus diibangi dengan human resorce yang memiliki hati, memiliki isi kepala yang kreatif. Bukan yang memiliki isi kepala berisi uang, uang, dan uang. Karena itu bukanlah pedoman dalam mengabdi pada daerah, bangsa, dan negara.
Saya tidak ingin menulis ini di media manapun. Karena saya tahu saudara yang terhormat kami (Orangtua kami) yang bertugas dan berkewajiban dalam hal ini berteman facebook ini. Mohon maaf jika terpaksa saya harus menulis kata-kata ini.
Bukan karena benci, apalagi ingin mencaci-maki. Tulisan ini hanya untuk mengintropeksi diri kita sendiri. Karena kami tahu, pemerintah memiliki perjalanan dinas, studi banding, atau apalah sebutannya yang memiliki tujuan meningkatkan kualitas diri pejabat pemerintah.
Jika kalian sepakat boleh di share. Supaya daerah kita masuk televisi dengan kondisi yang berbeda. Tapi karena prestasi yang membanggakan. Kampung Inggris Agusen dan Kampung Inggris Penosan menjadi alwal untuk perubahan.

*Anak Gunung Louser yang tidak memiliki kekuatan dan keilmuan yang cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar